Saturday, November 19, 2016

Keindahan Alam di Perbatasan! Bukit Cumbri Wonogiri

Bukit cumbri memiliki ketinggian 638 mdpl dan memiliki 2 puncak yang berdekatan. Keindahan alam di perbatasan ini mulau terkenal di internet sejak pertengahan tahun 2015 lalu. Bukit Cumbri berasal dari nama burung yaitu Manuk Beri. Menurut warga sekitar, dulu bukit cumbri ini adalah tempat persinggahan burung raksasa sejenis rajawali yang dijuluki Manuk Beri untuk mencari mangsa hewan ternak milik penduduk seperti sapi yang digunakan untuk membajak sawah. Hingga suatu ketika penduduk kesal dan mengumpulkan tikus-tikus untuk mengusir burung tersebut. Tikus-tikus itu menggrogoti bulunya sampai rontok. Keesokan harinya burung raksasa ini jatuh dari tebing dan mati.

Bukit Cumbri Terletak di Perbatasan Wonogiri dan Ponorogo

Bukit Cumbri terletak di perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Tepatnya di Desa Kepyar, Purwantoro, Wonogiri dan Desa Pager Ukir, Sampung, Ponorogo. Dari Kota Wonogiri, tepat sebelum gapura perbatasan Kota Ponorogo belok kiri di pertigaan Jalan Wonogiri-Purwantoro ke arah utara kurang lebih 5 kilometer.
Jangan khawatir, disepanjang jalan tersebut terdapat papan penunjuk yang dipasang oleh warga sekitar untuk memudahkan kita menuju lokasi yang disebut alam impian puncak bukit cumbri. Saat ini, tempat wisata yang terletak di perbatasan provinsi ini belum dikelola oleh pemerintah setempat. Artinya masih bebas berkunjung tanpa dikenakan retribusi. Jika membawa kendaraan bermotor, kamu hanya perlu mengeluarkan uang untuk membayar parkir. Tempat parkir yang disediakan juga masih terbatas. Parkir untuk kendaraan roda empat ditempatkan di halaman rumah warga sekitar ataupun di pinggir jalan.

Jalan Menuju Puncak Cumbri

Dari tempat parkir kamu bisa memulai untuk mendaki bukit ini dengan waktu normalnya kurang dari satu jam. Medan yang terdiri dari bebatuan dan tanah gersang ini menjadi rintangan tersendiri untuk menikmati keindahan alam impian bukit cumbri. Ditambah sulitnya mendapatkan air di area ini.

Keindahan Alam Bukit Cumbri Wonogiri

Lokasi wisata ini cocok untuk menikmati sunrise dan sunset. Tentunya jika cuaca bersahabat. Jika malam hari, kita bisa melihat indahnya gemerlap 7 Kabupaten. Yaitu: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Ngawi. Keindahan alamnya disini terbentang gugusan bukit yang sayang jika dilewatkan. Tetap berhati-hati dan utamakan keselamatan karena tebing di kedua puncaknya sangat tinggi. Walaupun tempat ini hanya perbukitan, selayaknya kita harus tetap menjaga sikap dan membantu melestarikannya. Jangan membuang sampah sembarangan dan mencoret-coret keindahan alam ini.
TITIK KOORDINAT
DMS: 7°50'26.7"LS 111°18'21.2"BT
Latitude: -7.840745
Longitude: 111.305883

Wednesday, November 16, 2016

Apa Itu Altitude Sickness atau Acute Mountain Sickness?

Altitude Sickness atau yang dikenal Acute Mountain Sickness (AMS) adalah suatu kondisi umum yang terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup saat melakukan pendakian dengan ketinggian di atas 8000 kaki (2438mdpl) secara cepat. Dalam bahasa sehari-hari mungkin lebih kita kenal dengan penyakit ketinggian atau penyakit gunung. Sedangkan di Amerika Selatan, penyakit ini disebut Soroche. Gejala yang paling menonjol biasanya sakit kepala, dan kebanyakan orang juga mengalami mual bahkan muntah, pusing, kelelahan dan rasa kantuk yang tidak wajar.

Acute Mountain Sickness (shutterstock.com)
Acute Mountain Sickness terjadi karena penurunan tekanan atmosfer dan kadar oksigen yang lebih rendah dibandingkan dengan dataran rendah. Ketidakmampuan tubuh untuk menerima kondisi atau beradaptasi dengan alam adalah faktor yang utama.

Altitude Sickness atau Acute Mountain Sickness dapat mengakibatkan HAPE (High Altitude Pulmonary Oedema) dan HACE (High Altitude Cerebral Oedema).

HAPE (High Altitude Pulmonary Oedema)

HAPE adalah kelebihan cairan pada paru-paru dan menyebabkan sesak nafas. HAPE juga dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat (demam), denyut jantung makin cepat, batuk hingga air liur berbusa.

HACE (High Altitude Cerebral Oedema)

HACE adalah kelebihan cairan pada otak. Tanda-tanda pertama adalah perilaku yang biasa seperti kemalasan dan emosi yang berlebihan. Mengantuk dan kehilangan kesadaran akan terjadi sebelum kematian korban yang mengalami penyakit ini.

HAPE dan HACE sering terjadi secara bersamaan. Biasanya terjadi setelah 2 sampai 3 hari berada pada ketinggian di atas 2500mdpl. Kedua penyakit ketinggian ini dapat menyebabkan kematian dalam hitungan jam bila tidak segera ditangani dengan membawa korban ke level ketinggian yang lebih rendah. Meningkatkan asupan oksigen menggunakan botol oksigen dapat meringankan gejala sementara. Penanganan menggunakan oksigen ini setara dengan turun sekitar 2000m. Namun, bukan pengganti untuk turun ke ketinggian yang lebih rendah.

Penyakit ketinggian ini bisa menyerang siapapun yang melakukan pendakian di atas ketinggian 2500mdpl dalam kondisi cuaca dan iklim apapun. Juga tidak terpengaruh oleh faktor usia.

Mencegah Altitude Sickness

Untuk pencegahan Altitude Sickness atau Acute Mountain Sickness dapat dilakukan dengan aklimatisasi yang baik. Lakukan pendakian secara perlahan. Tubuh kita memiliki kemampuan luar biasa untuk menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan ketinggian, tapi hal itu membutuhkan waktu. Selain itu, jangan terlalu lelah dan minumlah cukup air.